Safety driving merupakan dasar pelatihan mengemudi lebih lanjut yang lebih memperhatikan keselamatan bagi pengemudi dan penumpang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2015, angka kejadian kecelakaan di DKI Jakarta pada tahun 2014 adalah 6.342 kasus dan tahun 2015 adalah 6.435 kasus. Menurut data dari Ditlantas Polda Metro Jaya 80% kecelakaan maut angkutan umum terjadi karena kelalaian manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku safety driving pada pengemudi angkutan kota (angkot) KWK B 08 trayek Grogol-Cengkareng di Terminal Grogol tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sopir angkot KWK B 08 Trayek GrogolCengkareng di Terminal Grogol berjumlah 33 responden. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel menggunakan uji chi square. Hasil analisis univariat ditemukan proporsi perilaku safety driving yang kurang baik 51,5%, pengalaman mengemudi lebih dari 3 tahun 66,7%, usia ≤ 35 tahun 54,5%, tingkat pendidikan tinggi 54,5%, dan pengetahuan safety driving kurang baik 51,5%. Berdasarkan analisis bivariat dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan safety driving dengan perilaku safety driving (p-value = 0,009), dan tidak terdapat hubungan antara pengalaman mengemudi, usia, dan tingkat pendidikan dengan perilaku safety driving. Diharapkan para pemilik angkot menginformasikan nomor telepon pengaduan yang dapat dihubungi oleh para penumpang apabila sopir angkot tersebut mengemudikan angkotnya secara �ugal-ugalan�, secara berkala melakukan safety talk, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk supir usia > 50 tahun untuk meningkatkan perilaku safety driving para pengemudi angkot KWK B08 Trayek Grogol-Cengkareng.